Jangan meremehkan abu vulkanik, meski bentuknya hanya seperti debu, bahayanya dapat mengancam kesehatan. Informasi tersebut diungkapkan Dosen Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, S.U., Dr.PH., materi abu vulkanik mengandung silika, mineral, serta bebatuan itu berpotensi merusak organ tubuh manusia.
"Jika material kering tersebut masuk ke dalam tubuh, maka dapat menimbulkan infeksi paru-paru atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan pneumonia," paparnya.
Secara umum, orang yang terkena gangguan pernapasan setelah menghirup abu vulkanik biasanya memiliki ciri-ciri sesak dibagian pernafasan, tenggorokan kering, nyeri dibagian dada dan bila telah masuk ke organ dalam, akan langsung merasakan demam. Oleh sebab itulah diwajibkan menggunakan masker berjenis N95 yang dapat menyaring partikel yang ada diudara hingga 95%.
Masker yang sering Anda gunakan saat ini sebenarnya hanyalah masker bedah yang acapkali dikenakan tenaga medis saat kontak dengan pasien dan hanya efektif menjadi penghalang cairan mulut serta hidung, sehingga tidak mengkontaminasi orang yang berada disekitarnya.
Agar terhindar dari infeksi mematikan tersebut, selain menggunakan masker, Hari menyarankan untuk selalu mengenakan pengaman seperti kacamata google yang kedap terhadap abu. "Namun bila dirasa terlalu mahal ya kita harus sering membersihkan diri, jika terkena mata, saya sarankan jangan dikucek dengan jari, alangkah baiknya ditetesi dengan cairan tetes mata yang PH-nya netral," ungkapnya.
Kecerobohan dalam mengucek mata akan berbahaya pada organ kornea yang sangat sensitif terhadap abu vulkanik. "Partikel abu memang lebih tajam jika dibandingkan dengan debu biasa, sehingga kita wajib berhati-hati, mata itu organ yang sangat vital," tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan, ia menyarankan untuk berhati-hati saat keluar ruangan. Mengenakan baju pengaman agar kulit tidak iritasi, masker dan kacamata pengaman. Ia pun menyarankan pada orang tua agar selalu memperhatikan aktivitas anak-anak. Mereka berpotensi lebih besar terpapar abu vulkanik sebesar 40%. "Tingkat imunitas lebih rentan jika dibandingkan orang dewasa," tutupnya ramah.
Kirim Komentar