Kesehatan

3 Alasan Terbaik dan Bernilai Kenapa Anda Sebaiknya Menggunakan IUD Segera

Oleh : Albertus Indratno / Selasa, 06 Oktober 2015 12:10

Penggunaan alat kontrasepsi menjadi pilihan mengatur kehamilan. Selain lebih aman, penggunaan intra uterine device (IUD) juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan alat lainnya.

Menurut dokter Intan Titisari Sp. OG dari rumah sakit JIH dan Hermina di Yogyakarta, IUD salah satu metode kontrasepsi yang bersifat mekanik.  Alat ini dipasang di dalam rahim. Cara kerjanya dengan mengakibatkan reaksi inflamasi di dalam rongga sehingga mencegah implantasi atau penempelan pembuahan.

Meskipun pada dasarnya  bersifat non hormonal, namun ada beberapa perusahaan yang menjual IUD disertai hormon. "Dosisnya (IUD hormon) dilepaskan sedikit-sedikit tiap harinya," katanya dalam surat elektronik. 

Hal itu juga yang menjadi kelebihan IUD. “Efek sampingnya minimal,” katanya. “Sedangkan kontrasepsi hormonal berdampak pada penambahan berat badan, keluhan bercak hitam pada kulit serta siklus menstruasi tidak teratur.”  “Plus-plus” lainnya tidak perlu adanya kedisiplinan.  Itu karena sekali pasang untuk jangka waktu lama, semisal lima tahun.

Potensi “kebobolan”-nya pun kecil. “Beda sama metode lain seperti pil atau suntik yang perlu disiplin,” lanjutnya. “Jika pasien tidak disiplin sesuai jadwal angka kegagalannya menjadi tinggi.”

Meski menawarkan beberapa kelebihan, ada beberapa situasi khusus yang sebaiknya dipahami calon peserta KB (akseptor). “IUD sebaiknya dihindari pada pasien yang sering mengalami keputihan patologis, riwayat radang panggul, riwayat kehamilan di luar kandungan serta memiliki risiko infeksi, semisal pasien diabetes.”

Ia menyarankan para akseptor yang sudah menggunakan IUD lebih hati-hati serta menjaga kebersihan area kewanitaan. “Agar tidak keputihan yang disebabkan bakteri atau jamur.”

“Sebaiknya dipasang saat menstruasi akhir atau setelah menstruasi sebelum berhubungan suami istri,” katanya. "Dokter juga harus memastikan pasien tidak sedang hamil." 

Sesudahnya, dalam jangka 1 – 2 minggu akseptor memeriksakan diri. Jika ada keluhan, semisal rasa tidak nyaman saat berhubungan intim, maka dokter bisa mempertimbangkan untuk memotong benangnya. Jadwal cek berkala dilakukan kembali setiap 6 bulan sekali sampai IUD dilepas dari rahim.

Dr Intan mewanti-wanti, “Yang harus diwaspadi jika ada keputihan berulang, nyeri perut bagian bawah, demam, pendarahan saat berhubungan suami istri, menstruasi dalam waktu lama serta gangguan lainnya.”

Sedangkan saat melepasnya pun sebaiknya dilakukan saat datang bulan. Menurutnya, mulut rahim sedikit terbuka sehingga memudahkan pelapasan. “IUD yang beredar untuk jangka waktu lama (lima tahun-red)”, katanya. “Melepasnya pun tidak boleh melebihi waktu (yang ditetapkan) tersebut.” 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini